Hadist Mengenai Kisah Dajjal ketika Terbelenggu di Sebuah Pulau pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Amir bin Syurahil
Asy-Sya’bi suku Hamdan, bahwa ia pernah bertanya kepada Fatimah binti
Qais, saudara wanita Adh-Dhahhak bin Qais, salah seorang muhajirah
(peserta hijrah wanita) angkatan pertama. Amir berkata kepada Fatimah,
“Sampaikanlah kepadaku sebuah hadits yang engkau dengar dari Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam secara langsung tanpa melalui orang lain.”
Fatimah menjawab, “Jika engkau menginginkan akan saya lakukan.” Amir
berkata, “Benar, ceritakanlah kepadaku.” Fatimah berkata, “Dahulu saya
kawin dengan Ibnul Mughirah, salah seorang pemuda Quraisy yang baik
pada waktu itu, lalu ia gugur dalam jihad pertama bersama Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam. Ketika saya menjanda, saya dilamar oleh
Abdur Rahman bin Auf, salah seorang kelompok sahabat Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam meminangku untuk mantan budaknya yang
bernama Usamah bin Zaid, sedangkan saya pernah mendapatkan berita bahwa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Barangsiapa
yang mencintai aku hendaklah ia mencintai Usamah.”
Maka ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan
pinangannya kepada saya, saya berkata, “Urusanku berada di tanganmu,
karena itu nikahkanlah saya dengan siapa saja yang engkau kehendaki.”
Lalu beliau bersabda, “Pindahlah ke rumah Ummu Syarik.” Dan Ummu Syarik
ini adalah seorang wanita yang kaya dari kalangan Anshar yang suka
melakukan infaq di jalan Allah dan biasa dikunjungi tamu-tamu. Lalu
saya berkata, “Akan saya laksanakan.” Kemudian beliau bersabda, “Jangan
kau lakukan, sesungguhnya Ummu Syarik itu seorang wanita yang sering
didatangi tamu-tamu, dan aku tidak suka kerudung (jilbab)mu terlepas
atau pakaianmu terbuka dan tampak betismu, lalu dilihat oleh kaum itu
apa yang tidak engkau sukai. Teteapi berpindahlah ke rumah putra
pamanmu yaitu Abdullah bin Amr Ibnu Ummi Maktum” (seorang lelaki dari
Banih Fihr, Yaitu Fihr Quraisy, yang dari kalangan merekalah Abdullah
dan Fatimah ini dilahirkan). Lalu saya – kata Fatimah melanjutkan –
pindah ke sana.
Ketika masa ‘iddah ku telah habis, saya mendengar tukang seru
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyerukan Ash-Shalaatu Jaami’ah
(Shalatlah dengan berjama’ah). Lalu saya pergi ke Masjid dan shalat
bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dansay berada di shaf
wanita yang ada di belakang shaf laki-laki. Ketika Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam usai melakukan shalat, beliau duduk di atas
mimbar sambil tersenyum seraya berkata, “Hendaklah tiap orang-orang
tetap berada di tempat shalatnya.” Kemudian beliau melanjutkan,
“Tahukah kamu, mengapa saya kumpulkan kamu?” Mereka menjawab, “Allah
dan Rasul-Nya yang lebih mengerti.” Beliau bersabda, “Demi Allah,
sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian karena senang atau benci.
Aku kumpulkan kalian karena Tamim ad-Dari, seorang pengikut Nasrani,
telah berbai’at masuk Islam dan dia bercerita kepadaku tentang suatu
masalah yang sesuai dengan apa yang pernah aku sampaikan kepada kalian
mengenai Masih Ad-Dajjal. Ia bercerita bahwa ia pernah naik perahu
bersama tiga puluh orang yang terdiri atas orang-orang yang berpenyakit
kulit dan lepra. Lalu mereka dihempas ombak selama sebulan di laut,
kemudian mereka mencari perlindungan ke sebuah pulau di tengah lautan
hingga sampai di daerah terbenamnya matahari. Lantas mereka menggunakan
sampan kecil dan memasuki pulau tersebut. Di sana mereka berjumpa
seekor binatang yang bulunya sangat lebat hingga tidak kelihatan mana
qubulnya dan mana duburnya, karena lebat bulunya. Mereka berkata pada
binatang tersebut, “Busyet kamu! Siapa kamu?” Binatang itu menjawab,”
Aku adalah Al-Jassasah.” Mereka bertanya, “Apakah Al-Jassasah itu?” Dia
menjawab, “Wahai kaum pergilah kepada orang yang berada di dalam biara
ini, karena ia sangat merindukan berita kalian.” Kata Tamim, “Ketika
binatang itu menyebut seseorang kami menjauhinya, karena kami takut
binatang itu adalah setan. Lalu kami berangkat cepat-cepat hingga kami
memasuki biara tersebut, tiba-tiba di sana ada seorang laki-laki yang
sangat besar tubuhnya dan tegap tubuhnya, kedua tangannya dibelenggu ke
kuduknya, antara kedua lututnya dan mata kakinya dirantai dengan besi.
Kami bertanya, “Siapakah engkau ini?” Dia menjawab, “Kalian dapat
menguak beritaku, karena itu beritahukanlah kepadaku siapakah
sebenarnya kalian ini?” Mereka mnejawab, kami adalah orang-orang dari
Arab. Kami naik perahu dan kami terkatung-katung di laut dipermainkan
ombak selama satu bulan, kemudian kami mencari tempat berlindung ke
pulaumu ini, dengan menaiki sampan kecil yang ada di sini lantas kami
masuk pulau ini, dan kami bertemu seekor binatang yang bulunya sangat
lebat hingga tidak kelihatan mana qabulnya dan mana duburnya karena
lebat bulunya. Lalu kami bertanya, “Busyet kamu! Siapa kamu?” Binatang
itu menjawab,” Aku adalah Al-Jassasah.” Mereka bertanya, “Apakah
Al-Jassasah itu?” Dia menjawab, “Wahai kaum pergilah kepada orang yang
berada di dalam biara ini, karena ia sangat merindukan berita kalian.”
Lalu kami bergegas menemui dan meninggalkan dia, dan kami merasa tidak
aman karena jangan-jangan dia itu setan.”
Dia (lelaki itu) berkata, “Tolong kabarkan kepada kami tentang desa
Nakh Baisan.” Kami bertanya, “Tentang apanya?” Ia berkata, “Ketahuilah,
sesungguhnya pohon-pohon kurman akan tidak berbuah lagi.” Dan dia
bertanya lagi, “Tolong beritahukan kepadaku tentang danau
Ath-Thabariah.” Kami bertanya, “Tentang apanya?” Dia bertanya, “Apakah
ada airnya.” Kami menjawab, “Airnya banyak sekali.” Dia berkata,
“Ketahuilah airnya akan habis.” Selanjutnya dia berkata lagi, “Kabarkan
kepadaku tentang negeri ‘Ain Sughar.” Kami bertanya, “Tentang apanya?”
DIa menjawab, “Apakah sumbernya masih mengeluarkan air yang dapat
digunakan penduduknya untuk menyiramkan tanamannya.” Kami menjawab,
“Airnya banyak sekali dan penduduknya menggunakannya untuk menyiram
tanaman mereka.” Dia berkata lagi, “Tolong beritahukan kepadaku tentang
Nabi orang Ummi, apakah yang dilakukannya?” Kami menjawab, “Beliau
telah berhijrah meninggalkan Mekkah ke Yastrib.” Dia bertanya, “Apakah
orang-orang Arab memeranginya?” Kami menjawab, “Ya.” DIa bertanya lagi,
“Apakah yang dilakukannya terhadap mereka?” :Lalu kami beritahukan
bahwa beliau menolong orang-orang Arab yang mengikuti beliau dan mereka
mamatuhi beliau. Dia bertanya, “Apakah benar demikian?” Kami menjawab,
“Benar.” Dia berkata, “Ketahuilah bahwasanya lebih baik bagi mereka
untuk mematuhinya. Dan perlu saya beritahukan kepada kalian bahwa saya
adalah Al-Masih (Ad-Dajjal). Dan saya akan diizinkan keluar, yang
nantinya saya akan berkelana di muka bumi, maka tidak ada satupun desa
melainkan saya singgahi selama empat puluh malam kecuail Mekkah dan
Thaibah (Madinah), karena kedua kota ini diharamkan atas saya. Setiap
saya hendak memasuki salah satunya, saya dihadang oleh seorang Malaikat
yang menghunus pedang, dan tiap-tiap lorongnya ada Malaikat yang
menjaganya.”
Fatimah berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabada
sembari mencocokkan (menusukkan) tongkat kecilnya di mimbar, ‘Inilah
Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah, yakni Madinah.’” Ingatlah,
bukanlah aku telah memberitahukan kepadamu tentang itu?” Orang-orang
menjawab, “Ya.” Selanjutnya beliau bersabda, “Saya heran terhadap
cerita Tamim yang sesuai dengan yang apa saya ceritakan kepada kalian,
juga tentang kota Madinah dan Makkah. Ketahuilah bahwa dia ada di laut
Syam atau di Laut Yaman. Oh tidak, tetapai ia akan datang dari arah
timur, arah timur, arah timur.” Dan beliau berisyarat dengan tangan
beliau menunjuk ke arah timur. Fatimah berkata, “Maka saya hafal ini
dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.”
Ibnu Hajar berkata, “Sebagian ulama beranggapan bahwa hadist Fatimah
binti Qais ini adalah sebagai Hadits Gharib yang hanya diriwayatkan
oleh perseorangan, padahal sebenarnya tidak demikian. Hadist ini
disamping diriwayatkan dari Fatimah binti Qais juga diriwayatkan dari
Abu Hurairah, Aisyah dan Jabir (Fathul Bahri 13: 328 )
Fitnah dan Petaka Akhir Zaman, Abu Fathiah Al-Adnani, Cetakan 1, Hal 220-224
———————————————
Karena tulisan ini adalah tulisan dengan statistik paling banyak
dikunjungi, mungkin karena judulnya ada tulisan Kisah Dajjal, sehingga
dengan keyword dari Google yaitu Kisah Dajjal, akan merujuk ke tulisan
ini.
Oleh karena itu, pada tulisan ini akan saya tambahkan informasi lain
mengenai Dajjal. Update tulisan ini akan dilakukan secara bertahap.
——————————————–
Dari Nawwas bi Sam’an disebutkan: Di suatu pagi Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam menceritakan tentang Dajjal dengan suara pelan, lalu
suaranya meninggi seolah-olah Dajjal telah berada di salah satu kebun
kurma ( di kota Madinah ). Kami beranjak dari majelis Beliau, kemudian
kami datang lagi. Sepertinya Beliau tahu, lalu berkata, “Ada apa?”
Kami menjawab, “Wahai Rasulullah, tadi pagi engkau menceritakan
tentang Dajjal dengan suara pelan lalu meninggikan suara, sehingga kami
mengira Dajjal telah muncul di salah satu kebun kurma”. Nabi Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Ada selain Dajjal yang lebih aku
khawatirkan. Jika Dajjal keluar sekarang, aku yang akan menghadapinya,
namun jika ia keluar setelah aku tiada, masing-masing kalian
menghadapinya. Allah subhana wa ta’ala menjadikan penggantiku pada
seorang setiap muslim. Dajjal seorang pemuda berambut keriting, matanya
sebelah kanan celek, aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan
(lelaki Quraisy yang hidup di zaman Jahiliyah). Maka barang siapa yang
menemuinya bacalah surat Al-Kahfi. Ia keluar dari sebuah jalan antara
Syam dan Iraq, lalu ia berbuat binasa kesana kemari. Hai hamba Allah,
tetaplah dalam dien kalian!”
Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama ia di bumi? Rasul
shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Empat puluh hari. Satu harinya
seperti setahun, satu harinya seperti sebulan, satu harinya seperti
seminggu, sisa harinya seperti hari-hari biasa.” Kami bertanya lagi ,
“Wahai Rasulullah, satu hari seperti setahun itu, apakah cukup shalat
sehari saja?” Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab lagi, ” Tidak,
tapi perkirakanlah saja selama setahun. ” Kami bertanya, “Bagaimana
kecepatan jalannya?” Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Seperti awan ditiup angin. Dajjal mendatangi suatu kaum lalu menyeru
mereka, kemudian mereka beriman kepadanya dan mematuhinya. Ia
perintahkan langit, lalu turunlah hujan. Ia perintahkan bumi, keluarlah
tumbuh-tumbuhan. Punuk unta dan kantung susu hewan ternak penuh berisi.
Kemudian ia mendatangi suatu kaum lalu menyeru mereka agar beriman
kepadanya, tetapi mereka menolak seruannya. Kemudian ia meninggalkan
daerah tersebut, lalu mereka ditimpa kekeringan sampai mereka tidak
mempunyai sedikitpun harta. Setelah itu ia melewati gedung yang runtuh
dan berkata, ‘Keluarlah harta karunmu!’ , maka harta berterbangan
mengikutinya seperti lebah. Kemudian ia memanggil seorang pemuda dan
menebasnya dengan pedang hingga badannya terbelah dua. Kemudian ia
panggil lagi, si pemuda yang sudah terbelah itu bangkit sambil
mentertawakan Dajjal. Di saat itulah muncul Nabi Isa ‘alaihisalam, lalu
mengejar Dajjal dan mendapatinya di pintu gerbang kota Lud (di
Palestina) yang kemudian ia membunuh Dajjal. ” (HR Muslim)
Hadist Lengkapnya:
Telah menceritakan kepada kami [Abu Khaitsamah Zuhair bin Harb]
telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan
kepadaku [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] telah menceritakan kepadaku
[Yahya bin Jabir Ath Tho`i] hakim Himsh, telah menceritakan kepadaku
[Aburrahman bin Jubair] dari [ayahnya, Jubair bin Nufair Al Hadlrami]
ia mendengar [An Nawwas bin Sam'an Al Kilabi]. Telah menceritakan
kepadaku [Muhammad bin Mihran Ar Razi], teks miliknya, telah
menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan
kepada kami [Abdurrahman bin Yazid bin Jabir] dari [Yahya bin Jabir Ath
Tha`i] dari [Abdurrahman bin Jubair bin Nufair] dari [ayahnya, Jubair
bin Nufair] dari [An Nawwas bin Sam'an] berkata: Pada suatu pagi,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebut Dajjal, beliau
melirihkan suara dan mengeraskannya hingga kami mengiranya berada
disekelompok pohon kurma. Kami pergi meninggalkan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam lalu kami kembali lagi, beliau mengetahui
hal itu pada kami lalu beliau bertanya: “Kenapa kalian?” kami menjawab:
wahai Rasulullah, Tuan menyebut Dajjal pada suatu pagi, Tuan melirihkan
dan mengeraskan suara hingga kami mengiranya ada disekelompok pohon
kurma, beliau bersabda: “Selain Dajjal yang lebih aku khawatirkan pada
kalian, bila ia muncul dan aku berada ditengah-tengah kalian, aku akan
mengalahkannya, bukan kalian dan bila ia muncul dan aku sudah tidak ada
ditengah-tengah kalian, maka setiap orang adalah pembela dirinya
sendiri dan Allah adalah penggantiku atas setiap muslim, ia adalah
pemuda ikal, matanya menonjol, mirip ‘Abdu Al ‘Uzza bin Qathan. Siapa
pun diantara kalian yang melihatnya hendaklah membaca permulaan surat
Al Kahfi, ia muncul diantara Syam dan ‘Irak lalu banyak membuat
kerusakan dikanan dan dikiri, wahai hamba-hamba Allah, teguhlah
kalian.” Kami bertanya: Berapa lama ia tinggal di bumi? Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab: “Empat puluh hari, satu hari
seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti satu
pekan dan hari-hari lainnya seperti hari-hari kalian.” Kami bertanya:
Wahai Rasulullah, bagaimana menurut Tuan tentang satu hari yang seperti
satu tahun, cukupkah bagi kami shalat sehari? Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak, tapi perkirakanlah ukurannya.” Kami
bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana kecepatannya di bumi? Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab: Seperti hujan yang diakhiri
angin. Ia mendatangi kaum dan menyeru mereka, mereka menerimanya, ia
memerintahkan langit agar menurunkan hujan, langit lalu menurunkan
hujan, ia memerintahkan bumi agar mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, bumi
lalu mengeluarkan tumbuh-tumbuhan lalu binatang ternak mereka pergi
dengan punuk yang panjang, lambung yang lebar dan kantong susu yang
berisi lalu kehancuran datang lalu ia berkata padanya: ‘Keluarkan harta
simpananmu.’ Lalu harta simpanannya mengikutinya seperti lebah-lebah
jantan. Kemudian ia memanggil seorang pemuda belia, ia menebasnya
dengan pedang lalu memutusnya menjadi dua bagian lalu memanggilnya, ia
datang memanggut-manggutkan wajahnya seraya tertawa, saat ia seperti
itu, tiba-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di
menara putih dengan mengenakan dua baju berwantek za’faran seraya
meletakkan kedua tangannya diatas sayap dua malaikat, bila ia
menundukkan kepala, air menetas dan bila ia mengangkat kepala keringat
bercucuran seperti mutiara, tidaklah orang kafir mencium bau dirinya
kecuali mati dan bau nafasnya sejauh matanya memandang. Isa mencari
Dajjal hingga menemuinya di pintu Ludd lalu membunuhnya. Setelah itu
Isa putra Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari
Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan
tingkatan-tingkatan mereka disurga. Saat mereka seperti itu, Allah
mewahyukan padanya: ‘Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu,
tidak ada yang bisa memerangi mereka, karena itu giringlah
hamba-hambaKu ke Thur. Allah mengirim Ya’juj dan Ma’juj, ‘Dari segala
penjuru mereka datang dengan cepat.’ (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang
terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang
melintasi, mereka berkata: ‘Tadi disini ada airnya.’ nabi Allah Isa dan
para sahabatnya dikepung hingga kepala kerbau milik salah seorang dari
mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian
saat ini, lalu nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah
mengirimkan cacing di leher mereka lalu mereka mati seperti matinya
satu jiwa, lalu ‘Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu
sejengkal tempat pun melainkan telah dipenuhi oleh bangkai dan bau
busuk darah mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah
lalu Allah mengirim burung seperti leher unta. Burung itu membawa
mereka dan melemparkan mereka seperti yang dikehendaki Allah, lalu
Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau
rumah dari tanah yang menghalangi turunnya hujan, hujan itu membasahi
bumi hingga dan meninggalkan genangan dimana-mana. Allah memberkahi
kesuburannya hingga hingga sekelompok manusia cukup dengan unta
perahan, satu kabilah cukup dengan sapi perahan dan beberapa kerabat
mencukupkan diri dengan kambing perahan. Saat mereka seperti itu,
tiba-tiba Allah mengirim angin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap
orang mu`min dan muslim dibawah ketiak mereka, dan orang-orang yang
tersisa adalah manusia-manusia buruk, mereka melakukan hubungan badan
secara tenang-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah
kiamat terjadi.” Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr As Sa'di]
telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Aburrahman bin Yazid bin
Jabir] dan [Al Walid bin Muslim], berkata Ibnu Hujr: Hadits salah
satunya membaur pada hadits yang lain. Dari [Abdurrahman bin Yazid bin
Jabir] dengan sanad ini seperti yang telah kami sebutkan, tapi ia
menambahkan setelah sabda beliau: “Tadi disini ada airnya, ” “Mereka
berjalan hingga sampai gunung khamar, gunung Baitul Maqdis, mereka
berkata: ‘Kita telah membunuh orang-orang yang ada di bumi, ayo kita
bunuh yang ada di langit.’ Mereka pun melesakkan panah mereka ke langit
lalu Allah membalikkan panah mereka bermerah darah.” Disebutkan dalam
riwayat Ibnu Hujr: “Sesungguhnya Aku telah menurunkan hamba-hambaKu,
tidak ada seorang pun yang bisa memerangi mereka.”[HR. Shahih Muslim:
5228, Kitab Fitan, Bab Dizkrud Dajjal]
–
Dalam ‘Armagedon, Peperangan Akhir Zaman” Wisnu Sasongko
mengkompromikan antara hadist tentang masa Dajjal yang satu hari
pertamanya bagai satu tahun dengan mengkaitkan peristiwa Ad-Dukhan
(asap) yang akan muncul. Peristiwa Dukkhan yang akan muncul di akhir
zaman disebabkan oleh tabrakan meteor menghantam bumi sehingga
menimbulkan asap yang mengenai semua manusia. Peristiwa asap (kabut)
itulah yang menyebabkan matahari tertutup sehingga terhalang sinarnya
di bumi, dan ini terus berlangsung selama satu tahun. Oleh karena itu
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tetap memerintahkan agar manusia
mengerjakan shalat berdasarkan hitungan waktu (jarak) bukan dengan
bilangan satu hari tersebut. Wallahu a’lam bish showab.
Namun Pendapat tersebut perlu dipertimbangkan sebab ada riwayat yang
menjelaskan bahwa Dajjal mampu menahan perputaran matahari. Hal itu
sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Imam Al-Hakim dan Nu’aim bin
Hammad dalam Al-Fitan
———-
Ciri-ciri Fisik Dajjal dan Sifatnya
Dajjal adalah laki-laki keturunan Adam. Ia seorang pemuda Yahudi
berkulit merah, bertumbuh pendek (diriwayat lain disebutkan besar dan
tinggi), berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, matanya
sebelah kanan buta, dan matanya ini tidak menonjol keluar dan juga
tidak tenggelam, seperti buah anggur yang masak. Pada mata sebelah
kirinya terdapat daging tumbuh yang lebih tebal dari sudutnya*.
Diantara kedua matanya terdapat tulisan ka fa ra yang terpisah yang
dapat dibaca oleh setiap mukin, baik yang buta huruf maupun yang pandai
menulis. Ciri menonjol lainnya adalah bahwa ia mandul, tidak punya anak.
* Mata kanannya buta, seolah-olah buah anggur yang bulat. Maksudnya,
hilang sinar matanya sehingga ia tidak dapat melihat dengannya. Matanya
tidak menonjol dan tidak pula cekung. Inilah sifat anggur. Jika airnya
hilang dan tinggal kulitnya, seolah-olah buah itu belum masak.
Sedangkan, mata kirinya yang digunakan untuk melihat, bersinar
kehijauan, seolah-olah bintang yang bersinar terang. Akan tetapi,
matanya tajam seperti cermin bersinar hijau, atau seperti buah anggur
yang paling menonjol di antara setandan buah anggur, atau seperti
dahakyang berada di dinding kapur. Di dalamnya juga terdapat kulit atau
daging yang tumbuh, seolah-olah telah menyatu dengan darah. Jadi,
Dajjal mempunyai dua mata yang cacat karena cacat adalah aib, dan
setiap cacat pada segala sesuatu adalah aib, sedangkan ia mempunyai
cacat mata yang ada di wajahnya. Mata kanannya benar-benar cacat karena
buta atau tidak dapat melihat, sedangkan mata kirinya tajam (melotot)
dan diatasnya terdapat selaput mata. Jadi, setiap matanya dapat
dikatakan cacat yang sebenarnya. (Lihat: Mengungkap Berita Besar dalam
Kitab Suci hal 112, Abdul Wahhab Abdus Salam).
1. Dari Ibnu Umar r.a, Rasulullah saw bersabda, “… maka aku pergi
sambil menoleh, tiba-tiba ada laki-laki yang berkulit merah dan
rabutnya berombak.” [HR. Bukhari, Muslim dan Malik]
2. Dari Hudzaifah bin Al-Yaman r.a, bahwa Rasulullah saw bersabda,
“Dajjal adalah orang yang cacat mata kirinya dan rambutnya keriting
seperti buih karena lebatnya.” [HR. Muslim]
3. Dari Abu Umamah r.a, Rasulullah saw bersabda, “Dajjal berperawakan dan tinggi serta berambut keriting…” [HR. Ibnu Majjah]
4. Dalam Hadist Hudzaifah disebutkan, “Sesungguhnya Dajjal itu
matanya terhapus dan di atasnya terdapat selaput mata yang tebal… ”
[HR. Muslim]
5. Dari Abu Sa’id Al-Kudri r.a, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Dan
tidaklah diutus seorang nabi yang diikuti itu, kecuali untuk
memperingatkan kaumnya terhadap Dajjal. Aku telah menerangkan
perkaranya bahwa ia cacat, sedang Tuhan kalian tidaklah cacat. Mata
kanannya menonjol dan tidak dapat disembunyikan, seolah-olah dahak yang
berada di dinding kapur, sedangkan mata kirinya seperti planet yang
bulat …” [HR. Ahmad]
6. Dari Umar r.a bahwa Rasulullah saw bersabda, “Ketika saya sedang
tidur, saya bermimpi melakukan thawaf di Baitullah…” Lalu beliau
mengatakan bahwa beliau melihat Isa Ibnu Maryam a.s, kemudian melihat
Dajjal dan menyebutkan ciri-cirinya dengan sabdanya, “Dia itu seorang
laki-laki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting, matanya buta
sebelah, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak (tidak
bersinar), ” Para sahabat berkata, “Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu
Qathn”, seorang laki-laki dari Khuza’ah.” [Shahih Bukhari, Kitabul
Fithan, Bab Dzikrid Dajjal 13:90, Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab
Dzikril Masih Ibni Maryam 'alaihissalam wal-Masihihd-Dajjal 2:237]
Ibnu Qathan: Namanya Abdul ‘Uzza bin Qathan bin Amr Al-Khuza’i. Adad
yang mengatakan bahwa dia berasal dari kalangan Bani Musthaliq dari
suku Khuza’ah. Ibunya bernama Halah binti Khuwailid. Ibnu Qathan tidak
memiliki hubungan kesahabatan dengan Rasulullah saw karena dia telah
meninggal pada zaman jahiliah. Adapaun tambahan riwayat yang mengatakan
bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi saw, “Apakah keserupaannya
dengaku itu membahayakan bagiku?” Lalu Nabi menjawab, “Tidak, engkau
muslim sedang dia kafir.” adalah tambahan yang dha’if dari riwayat
Al-Mas’udi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang dicampur dengan
hadits lain. [Ta'liq Ahmad Syakir atas Musnad Ahmad 15:30-31;
Al-Istabah Fi Tamyizish-Shahabah 4:239, dan Fathul-Bari 6:488 dan 13:10]
7. Dan di antara sifat-sifatnya (ciri-cirinya) lagi ialah seperti
yang disebutkan dalam hadits Fathimah binti Qais r.a mengenai kisah
Al-Jasasah yang ada dalam riwayat itu Tamim Ad-Dari r.a berkata, “…
Lalu kami berangkat dengan segera sehingga ketika kami sampai di biara
tiba-tiba di sana ada seorang yang sangat besar dan diikat sangat
erat…” [Shaih Muslim, Kitabul Fitan wa Asy-rathis Sa'ah, Bab Qishshatil
Jasasah 18:81]
8. Dalam hadits Imran bin Husein r.a, ia berkata, Saya mendengar
Rasulullah saw bersabda, “Semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya
hari kiamat tidak ada makhluk yang lebih besar daripada Dajjal.”
[Shahih Mualim 18:86-87]
9. Dajjal tidak punya keturunan, sebagaimana diriwayatkan dalam
hadits Abi Sa’id Al-Khudri r.a dalam kisahnya bersama Ibnu Shayyad.
Kata Ibnu Shayyad kepada Abu Sa’id, “Saya bertemu orang banyak dan
mereka mengira saya ini Dajjal. Bukankah Anda pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda bahwa Dajjal tidak punya anak (keturunan)?” Abu
Sa’id menjawab, “Betul.” Ibnu Shayyad berkata lagi, “Padahal saya punya
anak… ” [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrathis Sa'ah, Bab Dizkri
Ibnu Shayyad 18:50]
10. Dari Ibnu Umar r.a bahwa Rasulullah saw pernah menyebut-nyebut
Dajjal di hadapan orang banyak, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya
Allah Ta’ala tidak buta sebelah matanya. Ketahuilah, sesungguhnya
Al-Masih Ad-Dajjal itu buta sebelah matanya yang kanan seakan-akan
matanya itu buah anggur yang tersembul.” [Shahih Bukhari, Kitabul
Fitan, Bab Dizkird Dajjal 13:90; dan Shahih Musli, Kitabul Fitan wa
Asy-rathis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18:59]
11. Ubadah bin Ash-Shamit r.a meriwayatkan bahwasanya Rasulullah saw
bersabda, “Sesungguhnya Masih Dajjal itu seorang lelaki yang pendek dan
gemuk, berambut kribo, buta sebelah matanya, dan matanya itu tidak
menonjol serta tidak tenggelam. Jika ia memanipulasi kamu, maka
ketahuilah bahwa Rabbmu tidak buta sebelah matanya.” [Aunul Ma'bud
Syarah Sunan Abi Dawud 11:443. Hadits ini derajatnya shahih. Lihat:
Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 2:317-318, hadits nomor 245]
12. Dalam hadits Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabda, “Adapun
Masih kesesatan itu adalah buta sebelah matanya, lebar jidatnya, bidang
dadanya bagian atas dan bengkok (kakinya).” [Musnad Imam Ahmad 75:
28-30 dengan tahqiq dan syarah Ahmad Syakir. Dia berkata, "Isnadnya
shahih". Hadits ini juga dihasankan oleh Ibnu Katsir; An-Nihayah. Fil
Fitan wal Malahin 1:130 dengan tahqiq Dr. Thaha Zaini].
13. Dalam hadits Hudzaifah r.a, Rasulullah saw bersabda, “Dajjal itu
buta matanya sebelah kiri dan lebat rambutnya.” [Shahih Muslim, Kitabul
Fitan wa Asyrathis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18:60-61]
14. Dalam hadits Anas r.a, Rasulullah saw bersabda, “Dan di antara
kedua matanya termaktub tulisan ‘kafir’. [Shahih Bukhari, Kitabul
Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 13:91; dan Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa
Asyrathus Sa'ah, Bab Dizkrud Dajjal 18:59]. Dan dalam satu riwayat
disebutkan: “Kemudian beliau mengejanya – kaf fa ra – yang dapat dibaca
oleh setiap muslim.” [Shahih Muslim 18:59]. Dan dalam satu riwayat lagi
dari Hudzaifah, “Dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia tahu
tulis baca maupun tidak.” [Shahih Muslim 78:67]
——-
Fitnah Dajjal dalam Menghidupkan dan Mematikan Seseorang
Hal ini tergambarkan dalam Hadist Shahih Bukhari dan Muslim. Juga
ada sebuah Hadist Riwayat Ibnu Majah, akan tetap ada salah seorang
perawinya didhaifkan oleh Imam Ahmad dan An-Nasa’i
Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] telah menceritakan
kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] berkata, telah
mengabarkan kepada saya ['Ubaidullah bin 'Abdullah bin 'Uqbah] bahwa
[Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu] berkata, telah menceritakan
kepada kami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan pembicaraan
yang panjang tentang Dajjal. Diantara yang Beliau ceritakan tentangnya
adalah, Beliau berkata: “Dajjal akan datang pada suatu tanah yang
tandus di Madinah (untuk memasuki Madinah) padahal dia diharamkan untuk
memasuki pintu-pintu gerbang Madinah. Maka pada hari itu keluarlah
seorang laki-laki yang merupakan manusia terbaik atau salah seorang
dari manusia terbaik menghadangnya seraya berkata; Aku bersaksi bahwa
kamu adalah Dajjal yang pernah diceritakan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Maka Dajjal berkata; Bagaimana sikap kalian jika aku
membunuh orang ini lalu aku menghidupkannya kembali, apakah kalian
masih meragukan kemampuanku?. Mereka menjawab: “Tidak”. Maka Dajjal
membunuh laki-laki terbaik itu lalu menghidupkannya kembali. Laki-laki
itu berkata, ketika Dajjal menghidupkannya kembali; “Demi Allah, hari
aku tidak akan lebih waspada kecuali terhadap diriku sendiri. Maka
Dajjal berkata; “Aku akan membunuhnya lagi”. Maka Dajjal tidak sanggup
untuk menguasainya“. [HR. Shahih Bukhari: 1749, Kitab Haji]
… dari [An Nawwas bin Sam'an] berkata: … Kemudian ia memanggil
seorang pemuda belia, ia menebasnya dengan pedang lalu memutusnya
menjadi dua bagian lalu memanggilnya, ia datang memanggut-manggutkan
wajahnya seraya tertawa, saat ia seperti itu,..”[HR. Shahih Muslim:
5228, Kitab Fitan, Bab Dizkrud Dajjal] Hadist lengkapnya ada dibagian
awal tulisan ini.
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan
kepada kami [Abdurrahman Al Muharibi] dari [Isma'il bin Rafi' Abu
Rafi'] dari [Abu Zur'ah As Saibani] -yaitu Yahya bin Abu ‘Amru- dari
['Amru bin Abdullah] dari [Abu Umamah Al Bahili] dia berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkhutbah di hadapan
kami, dan kebanyakan isi khutbah beliau selalu menceritakan kepada kami
tentang Dajjal supaya kami berhati-hati. dan di antara isi khutbah
beliau adalah: “Sungguh, semenjak Allah menciptakan anak cucu Adam,
tidak ada fitnah yang lebih besar dari Dajjal, dan tidak ada satu Nabi
pun yang diutus oleh Allah melainkan ia akan memperingatkan kepada
umatnya mengenai fitnah Dajjal. Sedangkan Aku adalah Nabi yang paling
terakhir dan kamu juga ummat yang paling terakhir, maka tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa Dajjal akan keluar di tengah-tengah kalian.
Sekiranya ia keluar, sedang aku masih berada di tengah-tengah kalian,
maka Aku adalah pembela setiap orang muslim. Namun jika ia keluar
setelah (kematian) ku, maka tiap-tiap kalian adalah penyelamat bagi
dirinya sendiri, dan Allah sebagai penggantiku dalam menyelamatkan
setiap muslim. Sesungguhnya ia akan keluar dari suatu celah yang
terletak antara Syam dan Irak. Lalu ia akan berbuat kerusakan di
sebelah kirinya dan kanannya. Wahai hamba Allah, wahai para manusia,
teguhkanlah diri kalian, karena aku akan menerangkan sifat-sifatnya
yang belum pernah diterangkan oleh seorang Nabi pun sebelumku. Pertama
kali ia akan mendakwakan dirinya dengan mengatakan, ‘Aku adalah seorang
Nabi.’ Padahal tidak ada Nabi setelahku, kemudian ia juga akan
mendakwakan dirinya dengan mengataka, ‘Aku adalah Rabb kalian.’
Sedangkan kalian tidak akan bisa melihat Allah kecuali setelah kalian
meninggal. Dan ia hanya memiliki satu mata, padahal Allah tidaklah
bermata sebelah. Dan diantara kedua matanya tertulis kata ‘kafir’ yang
hanya dapat dibaca oleh setiap muslim baik yang dapat menulis maupun
yang tidak dapat menulis. Diantara fitnah-fitnahnya adalah, bahwa
bersamanya ada surga dan neraka, namun pada hakekatnya nerakanya adalah
surga dan surganya adalah neraka. Barangsiapa mendapatkan cobaan dengan
nerakanya, hendaklah ia berlindung kepada Allah dan hendaklah ia
membaca ayat di awal-awal surat Al Kahfi. Dan diantara fitnahnya juga
adalah, ia akan berkata kepada seorang Arab, ‘Pikirkanlah olehmu,
sekiranya aku dapat membangkitkan ayah dan ibumu yang telah mati,
apakah kamu akan bersaksi bahwa aku adalah Rabbmu? ‘ Laki-laki arab
tersebut menjawab, ‘Ya.’ Kemudian muncullah setan yang menjelma di
hadapannya dalam bentuk ayah dan ibunya, maka keduanya berkata, ‘Wahai
anakku, ikutilah ia, sesungguhnya dia adalah Rabbmu.’ Dan di antara
firnah-fitnahnya adalah ia akan memaksa manusia lalu membunuhnya dan
memotongnya dengan gergaji. Maka terbelahlah orang tersebut menjadi dua
bagian. Kemudian Dajjal berkata, ‘Lihatlah oleh kalian kepada hamabku
ini, sesungguhnya aku akan membangkitkannya, lalu dia akan mendakwakan
bahwa Rabbnya adalah selain aku.’ Maka Allah pun membangkitkan orang
yang terbelah tersebut. Lalu Dajjal berkata kepadanya, ‘Siapakah
Rabbmu? ‘ ia menjawab, ‘Rabbku adalah Allah, dan kamu adalah musuh
Allah. Kamu adalah Dajjal. Demi Allah, mulai hari ini, tidak ada hal
yang lebih aku yakini selain dari (kedustaan) mu’.” [Abu Hasan Ath
Thanafisi] berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Muharibi] telah
menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Al Walid Al Washafi] dari
['Athiyah] dari [Abu Sa'id] dia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Laki-laki itu adalah dari ummatku yang
mendapatkan derajat yang paling tinggi di surga.” Perawi berkata; Abu
Sa’id berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Demi
Allah, kami tidak melihat laki-laki tersebut melainkan Umar bin Khattab
sehingga dia menyelesaikan segala urusannya.” Al Muharibi berkata,
“Kemudian kembali ke hadits riwayat Abu Rafi’, dia berkata, “Dan
termasuk dari fitnahnya (Dajjal) adalah memerintahkan langit supaya
menurunkan air hujan, maka turunkah hujan, dan memerintahkan bumi supaya
menumbuhkan tumbuhannya, maka bumi pun menumbuhkan tumbuhannya.
Termasuk dari fitnahnya adalah ia melintasi suatu negeri, namun
penduduknya mendustakannya, maka tidak satu binatang ternak pun yang
tersisa melainkan akan binasa. Dan diantara fitnah-fitnahnya adalah
bahwa ia akan melintasi suatu negeri, kemudian penduduknya
membenarkannya, maka ia memerintahkan langit untuk menurunkan hujan,
maka turunkah hujan dan memerintahkan bumi supaya menumbuhkan
tumbuhannya, maka tumbuhlah tumbuhannya. Sehingga binatang pada saat
itu menjadi lebih besar dan lebih gemuk dibanding dengan masa-masa yang
telah lalu, paling besar lambungnya dan paling banyak air susunya.
Sungguh, tidak ada satu negeri pun di muka bumi ini yang tidak dimasuki
dan dikuasai oleh Dajjal kecuali Makkah dan Madinah, dan dia tidak akan
mampu memasukinya dari setiap celah-celah itu melainkan ia akan bertemu
dengan menjaga tempat tersebut dengan pedang yang terhunus, sehingga ia
akan singgah di suatu tempat yang kosong dan belum pernah diolah. Maka
kota Madinah bergetar dengan tiga kali guncangan, sehingga tidak akan
tersisa dalam kota tersebut seorang munafik baik laki-laki maupun
perempuan kecuali keluar menemui Dajjal, kota Madinah pun terbebas dari
orang-orang keji sebagaimana alat pompa besi menghilangkan karat pada
besi, dan hari itu disebut dengan hari pembersihan.” Ummu Syuraik binti
Abu Al ‘Akr berkata, “Wahai Rasulullah, dimanakah orang-orang Arab saat
itu?” beliau menjawab: “Pada saat itu jumlah mereka sangatlah sedikit
dan mereka berada di Baitul Maqdis sedangkan imam mereka adalah seorang
laki-laki yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke hadapan
untuk mengimami dalam shalat subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam,
maka mundurlah imam merka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami
shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin
mereka) sambil berkata, ‘Majulah kamu dan pimpinlah shalat, karena
sesungguhnya ia ditegakkan untuk kamu.’ Akhirnya pemimpin mereka pun
mengimami mereka shalat, dan ketika shalat telah usai, Isa berkata,
‘Bukalah pintu.’ Mereka pun membukakan pintu, ternyata di belakangnya
Dajjal telah menunggu bersama dengan tujuh puluh ribu orang Yahudi,
masing-masig dari mereka memiliki pedang terhunus yang terbuat dari
emas dan berjubah besar berwarna hijau. Ketika ia (Isa) memandang
Dajjal, Dajjal pun meleleh (hancur) sebagaimana garam yang meleleh di
dalam air. Kemudian dia lari dan dihadang oleh Isa di pintu timur kota
Lud, kemudian Isa membunuhnya. Maka Allah menjadikan kekalahan terhadap
orang-orang Yahudi, dimana tidak ada satu makhlukpun yang diciptakan
Allah yang dijadikan perlindungan oleh mereka melainkan Allah akan
menjadikannya berbicara, mulai dari batu, pohon, dinding dan binatang
ternak kecuali pohon Gharqadah. Sebab ia termasuk dari pohonnya mereka
yang tidak mau bicara. Lalu makhluk Allah yang lain angkat bicara,
“Wahai hamba Allah yang Muslim, di sini ada orang Yahudi, kemarilah dan
bunuhlah dia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya hari-harinya (Dajjal hidup) ialah selama empat puluh
tahun, setahun bagaikan setengah tahun, dan setahun berikutnya seperti
sebulan, dan sebulan seperti sepekan dan sisa hari-hari tersebut
seperti percikan api (yang cepat terbangnya), salah seorang berada di
pintu Madinah di pagi hari, maka belum sampai pintu yang lain ia telah
berada di sore hari.” Lalu dikatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah,
bagaimana kami shalat di hari-hari yang sangat pendek tersebut?” beliau
menjawab: “Perkirakanlah hari-hari kalian untuk melaksanakan shalat
sebagaimana kalian memperkirakan pada hari-hari yang panjang ini,
kemudian tunaikanlah shalat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda lagi: “Kemudian Isa bin Maryam akan menjadi seorang hakim yang
adil dikalangan ummatku dan seorang pemimpin yang bijaksana, ia akan
menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus pajak dan membiarkan
sedekah, maka ia tidak akan mencari seekor kambing atau seekor unta
zakatpun, kedengkian dan permusuhan dihapus, bisa (racun) dari setiap
makhluk yang berbisa diangkat sehingga apabila ada seorang bayi
perempuan memasukkan tangannya ke dalam mulut ular, maka ular tersebut
tidak akan membahayakannya, dan bayi perempuan itu juga dapat menyakiti
seekor singa, sedangkan singa tersebut tidak akan membahayakan bayi
itu. Dan serigala akan berada di tengah gerombolan kambing seakan-akan
ia adalah anjingnya. Dunia akan dipenuhi oleh kedamaian sebagaimana
bejana yang bersisi air (karena sangat ratanya), agama akan menjadi
satu, maka tidak ada yang disembah selain Allah, terhapusnya seluruh
hal yang menyebabkan peperangan, suku Quraiys kembali mengambil
kekuasaannya, dan bumi seakan-akan seperti bintangan perak, dan
tumbuh-tumbuhannya akan tumbuh seperti zamannya Nabi Adam, sehingga
apabila ada sekelompok orang berkumpul untuk makan setangkai anggur,
maka hal itu akan membuatnya senang, dan apabila sekelompok orang
tersebut berkumpul untuk memakan sebuah delima, maka hal itu juga akan
membuat mereka senang. Seekor sapi pada saat itu harganya sangatlah
murah dan seekor kuda hanya seharga beberapa dirham.” Para sahabat
berkata, “Wahai Rasulullah, kenapa kuda menjadi murah?” beliau
bersabda: “Ia tidak digunakan untuk berperang selamanya.” Dikatakan
kepada beliau, “Kenapa sapi jantan harganya mahal?” Beliau bersabda:
“Sebab ia digunakan untuk membajak bumi semuanya. Sesungguhnya tiga
tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, dimana
manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan
memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga
dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga
dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan
kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan
kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian
di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan
semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah
memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka
setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua
binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh
Allah.” kemudian para sahabat bertanya, “Dengan apakah manusia akan
hidup pada saat itu?” Beliau menjawab: “Tahlil, takbir dan tahmid akan
sama artinya bagi mereka dengan makanan.” Abu Abdullah berkata; saya
mendengar Abu Al Hasan Ath Thanafisi berkata; saya mendengar
Abdurrahman Al Muharibi berkata, “Selayaknya hadits ini diajarkan
kepada para pengajar sehingga ia dapat mengajari anak-anak didiknya
dalam beberapa kitab.”[HR. Ibnu Majah: 4067, Kitab Fitan, Bab Fitnah
Dajjal dan Keluarnya Isa ibnu Maryam, perawinya ada Imai'il bin Rafi'
yang didhaifkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan juga An-Nasa'i]
–
Ref:
1. Fitnah & Petakah Akhir Zaman, Abu Fatiah Al-Adnani, Hal 227 –
228, Cetakan I. Januari 2007, Edisi Revisi, Granada Mediatama, Solo
2. Abu Fatiah Al-Adnani, Dajjal ’Sudah’ Muncul dari Khurasan, Hal 65 – 69, Cetakan 1, Juli 2006, Granada Mediatama, Solo
3. Lidwa.com
0 komentar:
Posting Komentar